“DUBAI, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk tidak bermimpi ingin mengunjunginya. Kini Dubai menawarkan menjadi tempat kediaman nyaman anda.” Itu salah satu bunyi iklan promosi yang menawarkan megaproyek terpadu di teluk Nakheel–Dubai, meliputi perhotelan, pusat perbelanjaan, restoran, pusat hiburan, perkantoran, dan perumahan.
Strategi pemasangan iklan pada dua harian yang beredar di seluruh negara Arab itu tentu untuk menjaring peminat, tidak hanya di Dubai sendiri, tetapi semua warga Arab dan asing di mana pun berada.
Fasilitas yang ditawarkan memang sangat menggiurkan, seperti pembayaran uang muka hanya 5 persen dan sisanya bisa dicicil dan bisa dibeli oleh siapa pun baik warga Uni Emirat Arab sendiri atau warga asing.Gencarnya gerakan pembangunan yang bernilai puluhan miliar dollar AS membuat volume pertumbuhan kota Dubai selama tiga tahun terakhir ini paling cepat kedua di dunia, setelah kota Shanghai di China. Hal itu membuat menarik investor Arab dan asing dari berbagai penjuru dunia menanamkan investasinya di Dubai.
Diprediksi nilai investasi pada sektor properti di Dubai akan naik tajam dari 30 miliar dollar AS pada tahun 2005 menjadi 50 miliar dollar AS pada tahun 2010. Sejak peristiwa teror 11 September (9/11), sebagian besar investasi negara-negara Arab dialihkan ke kawasan Timur Tengah sendiri. Dubai adalah salah satu tujuan investasi pengalihan tersebut dengan meroketnya investasi Arab Saudi di sektor properti.
Investor utama dalam industri properti Dubai adalah Arab Saudi dengan nilai investasi sebesar 7 miliar dollar AS, kemudian Kuwait dan Qatar serta beberapa negara Timur Tengah lainnya, Eropa dan Amerika Serikat. Naiknya harga minyak dunia merupakan salah satu penyebab makin derasnya arus investasi negara produsen minyak ke Dubai, terutama dari negara-negara Teluk.
Proyek properti besar yang saat ini tengah berlangsung pembangunannya adalah Business Bay (kawasan bisnis), Dubailand (pusat perbelanjaan, hiburan, dan hunian yang menelan dana 5 miliar dollar AS), gedung Burj Dubai (senilai 900 juta dollar AS dan akan menjadi gedung tertinggi dunia dengan ketinggian lebih dari 700 meter), Arabian Canal (sungai buatan sepanjang 75 km yang akan dipenuhi oleh hotel, perkantoran, kawasan hiburan dll sepanjang pinggirnya) serta lima proyek reklamasi laut lepas pantai seluas 170 juta meter persegi dengan nilai proyek lebih dari 10 miliar dollar AS, yaitu Dubai Waterfront, Palm Jebel Ali, Palm Jumaeirah, The World dan Palm Deira yang akan menyediakan 400.000 bangunan dalam bentuk hotel, perkantoran maupun perumahan dan pusat perbelanjaan.
Biaya proyek pembangunan perkampungan satelit di lepas pantai Dubai mencapai 20 miliar dollar AS. Proyek di Teluk Nakheel bernilai 25 miliar dollar AS, proyek bandara Internasional Jebel Ali bernilai 10 miliar dollar AS, proyek perluasan bandara internasional Dubai bernilai 5 miliar dollar AS, berbagai proyek yang digarap PT Dubai properti bernilai 5 miliar dollar AS.
Pertumbuhan sektor perhotelan di Dubai cukup mencengangkan pula yang kini sudah melebihi kota Cairo di Mesir. Di Dubai terdapat 23.000 kamar hotel dan pada tahun 2008 akan mencapai 50.000 kamar. Kini telah direncanakan bisa mencapai 100 kamar hotel dalam lima tahun mendatang. Tingkat hunian kamar sepanjang tahun rata-rata mencapai 90 persen dan bisa lebih dari 100 persen pada saat terdapat konferensi atau pameran internasional. Harga kamar hotel rata-rata 200 dollar AS per malam, dan pada saat-saat tertentu bisa naik 300 dollar AS.
Jumlah hotel bintang lima di Dubai sebanyak 35 hotel dengan kapasitas 10.564 kamar, hotel bintang empat sebanyak 31 hotel dengan kapasitas 4.725 kamar, hotel bintang tiga sebanyak 42 hotel dengan kapasitas 4.437 kamar, hotel bintang dua sebanyak 44 hotel dengan kapasitas 2.861 kamar, hotel bintang satu sebanyak 83 hotel dengan kapasitas 2.818 kamar.
Menurut Direktur Eksekutif Bank Dubai Ziyad Makawi, pasar properti di Dubai mengalami dinamika luar biasa, di mana permintaan masih jauh lebih besar dari penawaran. Pemerintah lokal Dubai tahun 2004 mengeluarkan 12.000 izin pendirian perusahaan dalam berbagai bidang, dengan rincian sebagian untuk cabang perusahaan yang sudah ada dan sebagian lain untuk perusahaan baru yang pertama kali beroperasi di Dubai.
Pasar properti di Dubai dalam satu pekan saja pada pertengahan bulan Mei mencapai nilai 441 juta dirham atau sekitar 125 juta dollar AS. Gedung-gedung pencakar langit memperoleh tingkat penjualan paling tinggi yang akan merangsang pada investor untuk membangun gedung pencakar langit dengan fasilitas yang konprehensif.
Harga tanah mengalami kenaikan cukup signifikan antara 20 persen dan 30 persen sejak awal tahun 2005, yang membuat biaya pembangunan dan penjualan atau persewaan ikut naik pula. Permintaan jauh lebih tinggi dari penawaran, khususnya di sektor perkantoran, yang memaksa banyak perusahaan atau perorangan membuka kantor atau memilih tempat tinggal di kota Sharjah yang bertetangga dengan Dubai. Di kota Sharjah, harga rumah atau kantor relatif lebih murah dan mudah mendapatkan dibandingkan di Dubai.
Kekurangan lahan perkantoran di Dubai saat ini karena perusahaan properti kini banyak konsentrasi pada pembangunan perubahan yang dianggap lebih menguntungkan. Menurut para broker properti di Dubai, harga sewa kantor sangat mahal dan akan terus naik jika permintaan tetap lebih tinggi dari penawaran. Dalam peta properti di Dubai memang direncanakan dibangun puluhan gedung pencakar langit untuk perkantoran, namun gedung-gedung tersebut bisa siap pakai minimal butuh waktu tiga tahun lagi. Dari puluhan gedung itu, sebanyak 22 gedung pencakar langit akan dibangun perusahaan-perusahaan swasta di kawasan bebas media dan teknologi Dubai.
Penjualan tanah di Emirat Dubai pada tiga bulan pertama tahun 2005 mengalami kenaikan tajam yang membuat harga tanah naik secara signifikan, bahkan mencapai 100 persen dari masa yang sama pada tahun 2004 dan 300 persen dari masa yang sama pada tahun 2003.Nilai penjualan tanah di Dubai pada tiga bulan pertama tahun 2005 mencapai 4.965 miliar dirham atau sekitar 1,25 miliar dollar AS, sedangkan pada masa yang sama tahun 2004 hanya mencapai 2,605 miliar dirham atau sekitar 600 juta dollar AS, pada masa yang sama tahun 2003 hanya mencapai 1,609 miliar dirham atau sekitar 350 juta dollar AS.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya booming pada properti Dubai adalah keyakinan konsumen lokal yang tinggi walaupun bursa saham melemah minggu lalu, penambahan jumlah penduduk yang cepat yaitu lebih dari 1,5 juta dengan pertambahan sekitar 250.000 orang tahun 2004, tingkat keyakinan pembeli asing yang kuat terutama dari Inggris, Jerman dan Rusia, kenaikan gaji sektor swasta dan pemerintah sebesar 25 persen untuk penduduk lokal dan 6 persen untuk kaum ekspatriat swasta, perkembangan real estat dunia dan posisi nilai tukar dollar AS yang cenderung lemah dibandingkan euro dan poundsterling. Peraturan mengenai diperbolehkannya orang asing untuk membeli rumah dan apartemen dengan tingkat kepemilikan 100 persen yang mulai dijalankan sejak tahun 2002 merupakan salah satu faktor pendukung lainnya dalam perkembangan sektor properti.
Di atas semua faktor tersebut, prestasi paling penting yang telah dicapai dan berhasil dipertahankan hingga saat ini oleh Pemerintah Dubai dan UEA adalah stabilitas keamanan yang terjaga, tersedianya infrastruktur modern dan dunia usaha yang berjalan menggunakan aturan bisnis standar internasional, serta konsistensi pemerintah dalam mengupayakan penegakan hukum.
Itulah Dubai yang ajaib, dari semula hanya sebuah kawasan gurun pada tahun 1970-an kini berkat booming minyak telah menjelma menjadi kota metropolitan yang setara dengan kota-kota dunia lainnya.
mau liat gambar kemegahan dubai ? kunjungi http://fataranaku.blogspot.com/2010/04/wanna-see-dubai.html#more
Sumber : http://asepnegara.com/?p=76
Strategi pemasangan iklan pada dua harian yang beredar di seluruh negara Arab itu tentu untuk menjaring peminat, tidak hanya di Dubai sendiri, tetapi semua warga Arab dan asing di mana pun berada.
Fasilitas yang ditawarkan memang sangat menggiurkan, seperti pembayaran uang muka hanya 5 persen dan sisanya bisa dicicil dan bisa dibeli oleh siapa pun baik warga Uni Emirat Arab sendiri atau warga asing.Gencarnya gerakan pembangunan yang bernilai puluhan miliar dollar AS membuat volume pertumbuhan kota Dubai selama tiga tahun terakhir ini paling cepat kedua di dunia, setelah kota Shanghai di China. Hal itu membuat menarik investor Arab dan asing dari berbagai penjuru dunia menanamkan investasinya di Dubai.
Diprediksi nilai investasi pada sektor properti di Dubai akan naik tajam dari 30 miliar dollar AS pada tahun 2005 menjadi 50 miliar dollar AS pada tahun 2010. Sejak peristiwa teror 11 September (9/11), sebagian besar investasi negara-negara Arab dialihkan ke kawasan Timur Tengah sendiri. Dubai adalah salah satu tujuan investasi pengalihan tersebut dengan meroketnya investasi Arab Saudi di sektor properti.
Investor utama dalam industri properti Dubai adalah Arab Saudi dengan nilai investasi sebesar 7 miliar dollar AS, kemudian Kuwait dan Qatar serta beberapa negara Timur Tengah lainnya, Eropa dan Amerika Serikat. Naiknya harga minyak dunia merupakan salah satu penyebab makin derasnya arus investasi negara produsen minyak ke Dubai, terutama dari negara-negara Teluk.
Proyek properti besar yang saat ini tengah berlangsung pembangunannya adalah Business Bay (kawasan bisnis), Dubailand (pusat perbelanjaan, hiburan, dan hunian yang menelan dana 5 miliar dollar AS), gedung Burj Dubai (senilai 900 juta dollar AS dan akan menjadi gedung tertinggi dunia dengan ketinggian lebih dari 700 meter), Arabian Canal (sungai buatan sepanjang 75 km yang akan dipenuhi oleh hotel, perkantoran, kawasan hiburan dll sepanjang pinggirnya) serta lima proyek reklamasi laut lepas pantai seluas 170 juta meter persegi dengan nilai proyek lebih dari 10 miliar dollar AS, yaitu Dubai Waterfront, Palm Jebel Ali, Palm Jumaeirah, The World dan Palm Deira yang akan menyediakan 400.000 bangunan dalam bentuk hotel, perkantoran maupun perumahan dan pusat perbelanjaan.
Biaya proyek pembangunan perkampungan satelit di lepas pantai Dubai mencapai 20 miliar dollar AS. Proyek di Teluk Nakheel bernilai 25 miliar dollar AS, proyek bandara Internasional Jebel Ali bernilai 10 miliar dollar AS, proyek perluasan bandara internasional Dubai bernilai 5 miliar dollar AS, berbagai proyek yang digarap PT Dubai properti bernilai 5 miliar dollar AS.
Pertumbuhan sektor perhotelan di Dubai cukup mencengangkan pula yang kini sudah melebihi kota Cairo di Mesir. Di Dubai terdapat 23.000 kamar hotel dan pada tahun 2008 akan mencapai 50.000 kamar. Kini telah direncanakan bisa mencapai 100 kamar hotel dalam lima tahun mendatang. Tingkat hunian kamar sepanjang tahun rata-rata mencapai 90 persen dan bisa lebih dari 100 persen pada saat terdapat konferensi atau pameran internasional. Harga kamar hotel rata-rata 200 dollar AS per malam, dan pada saat-saat tertentu bisa naik 300 dollar AS.
Jumlah hotel bintang lima di Dubai sebanyak 35 hotel dengan kapasitas 10.564 kamar, hotel bintang empat sebanyak 31 hotel dengan kapasitas 4.725 kamar, hotel bintang tiga sebanyak 42 hotel dengan kapasitas 4.437 kamar, hotel bintang dua sebanyak 44 hotel dengan kapasitas 2.861 kamar, hotel bintang satu sebanyak 83 hotel dengan kapasitas 2.818 kamar.
Menurut Direktur Eksekutif Bank Dubai Ziyad Makawi, pasar properti di Dubai mengalami dinamika luar biasa, di mana permintaan masih jauh lebih besar dari penawaran. Pemerintah lokal Dubai tahun 2004 mengeluarkan 12.000 izin pendirian perusahaan dalam berbagai bidang, dengan rincian sebagian untuk cabang perusahaan yang sudah ada dan sebagian lain untuk perusahaan baru yang pertama kali beroperasi di Dubai.
Pasar properti di Dubai dalam satu pekan saja pada pertengahan bulan Mei mencapai nilai 441 juta dirham atau sekitar 125 juta dollar AS. Gedung-gedung pencakar langit memperoleh tingkat penjualan paling tinggi yang akan merangsang pada investor untuk membangun gedung pencakar langit dengan fasilitas yang konprehensif.
Harga tanah mengalami kenaikan cukup signifikan antara 20 persen dan 30 persen sejak awal tahun 2005, yang membuat biaya pembangunan dan penjualan atau persewaan ikut naik pula. Permintaan jauh lebih tinggi dari penawaran, khususnya di sektor perkantoran, yang memaksa banyak perusahaan atau perorangan membuka kantor atau memilih tempat tinggal di kota Sharjah yang bertetangga dengan Dubai. Di kota Sharjah, harga rumah atau kantor relatif lebih murah dan mudah mendapatkan dibandingkan di Dubai.
Kekurangan lahan perkantoran di Dubai saat ini karena perusahaan properti kini banyak konsentrasi pada pembangunan perubahan yang dianggap lebih menguntungkan. Menurut para broker properti di Dubai, harga sewa kantor sangat mahal dan akan terus naik jika permintaan tetap lebih tinggi dari penawaran. Dalam peta properti di Dubai memang direncanakan dibangun puluhan gedung pencakar langit untuk perkantoran, namun gedung-gedung tersebut bisa siap pakai minimal butuh waktu tiga tahun lagi. Dari puluhan gedung itu, sebanyak 22 gedung pencakar langit akan dibangun perusahaan-perusahaan swasta di kawasan bebas media dan teknologi Dubai.
Penjualan tanah di Emirat Dubai pada tiga bulan pertama tahun 2005 mengalami kenaikan tajam yang membuat harga tanah naik secara signifikan, bahkan mencapai 100 persen dari masa yang sama pada tahun 2004 dan 300 persen dari masa yang sama pada tahun 2003.Nilai penjualan tanah di Dubai pada tiga bulan pertama tahun 2005 mencapai 4.965 miliar dirham atau sekitar 1,25 miliar dollar AS, sedangkan pada masa yang sama tahun 2004 hanya mencapai 2,605 miliar dirham atau sekitar 600 juta dollar AS, pada masa yang sama tahun 2003 hanya mencapai 1,609 miliar dirham atau sekitar 350 juta dollar AS.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya booming pada properti Dubai adalah keyakinan konsumen lokal yang tinggi walaupun bursa saham melemah minggu lalu, penambahan jumlah penduduk yang cepat yaitu lebih dari 1,5 juta dengan pertambahan sekitar 250.000 orang tahun 2004, tingkat keyakinan pembeli asing yang kuat terutama dari Inggris, Jerman dan Rusia, kenaikan gaji sektor swasta dan pemerintah sebesar 25 persen untuk penduduk lokal dan 6 persen untuk kaum ekspatriat swasta, perkembangan real estat dunia dan posisi nilai tukar dollar AS yang cenderung lemah dibandingkan euro dan poundsterling. Peraturan mengenai diperbolehkannya orang asing untuk membeli rumah dan apartemen dengan tingkat kepemilikan 100 persen yang mulai dijalankan sejak tahun 2002 merupakan salah satu faktor pendukung lainnya dalam perkembangan sektor properti.
Di atas semua faktor tersebut, prestasi paling penting yang telah dicapai dan berhasil dipertahankan hingga saat ini oleh Pemerintah Dubai dan UEA adalah stabilitas keamanan yang terjaga, tersedianya infrastruktur modern dan dunia usaha yang berjalan menggunakan aturan bisnis standar internasional, serta konsistensi pemerintah dalam mengupayakan penegakan hukum.
Itulah Dubai yang ajaib, dari semula hanya sebuah kawasan gurun pada tahun 1970-an kini berkat booming minyak telah menjelma menjadi kota metropolitan yang setara dengan kota-kota dunia lainnya.
mau liat gambar kemegahan dubai ? kunjungi http://fataranaku.blogspot.com/2010/04/wanna-see-dubai.html#more
Sumber : http://asepnegara.com/?p=76
Komentar
Posting Komentar